Selamat Datang Di Blog Dian Rahmawati
Mickey Mouse

Minggu, 09 Maret 2014

SOSIOLOGI & POLITIK



Konsep Dasar Sosiologi Menurut Para Sosiolog

  • G.A. Lunberg : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku sosial orang-seorang dan kelompok.
  • Roucek and Warren : Sosialogi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antar manusia dalam masyarakat. 
  • Bierens De Haan : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari pergaulan hidup manusia dalam masyarakat. 
  • Prof. Selo Soemardjan : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial,proses sosial,dan perubahan-perubahan sosial.Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur - unsur sosial yang pokok,yaitu kaidah-kaidah sosial,lembaga-lembaga sosial,kelompok - kelompok sosial,dan lapisan soial.Proses sosial adalah pengaruh timbal-balik dari berbagai segi kehidupan sosial (ekonomi dan politik,hukum,dan agama).
  • Pitirim A.Sorokin : Sosialogi adalah ilmu yang me,pelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial,hubungan dan pengaruh gejala sosial dengan non sosial,dan ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.
  • Auguste Comte (Bapak Sosiologi) : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat (antarndividu,antar individu dan kelompok,dan antara kelompok dan kelompok.
  • Anthony Giddens : Sosiologi adalah studi tentang kehidupan sosial antar manusia, kelompok, dan masyarakat.

Hakikat Sosiologi
     Hakikat sosiologi adalah sebagai berikut : 
a.   Sosiologi merupakan ilmu sosial, bukan ilmu alam atau kerohanian.
  
b.   Sosiologi bersifat kategoris, bukan normatif. Artinya, sosiologi membatasi pada peristiwa yang terjadi, bukan mengenai apa yang seharusnya terjadi. Sosiologi tidak menetapkan arah sesuatu seharusnya berkembang dalam arti memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama.
   
c. Sosiologi merupakan ilmu murni (pure science), bukan terapan. Adapun yang dimaksud pure science adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak serta hanya untuk mempertinggi mutu. Artinya sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang masyarakat dan bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
  
d.   Sosiologi adalah ilmu yang abstrak bukan konkret. Artinya, yang diperhatikan sosiologi adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat.
  
e.   Sosiologi bertujuan mendapatkan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari dasar yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antarmanusia.
  
f.   Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris-rasional dilihat dari metode yang digunakan.
  
g.  Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala umum dan selalu ada pada setiap interaksi antarmanusia.

Perkembangan Sosiologi

o   Pada Jaman Keemasan Filsafat Yunani
Pada masa ini sosiologi dipandang sebagai bagian tentang kehidupan bersama secara filsafati. Pada masa itu Plato (429-347 SM) seorang filasof terkenal dari Yunani, dalam pencariannya tentang makna negara dia berhasil merumuskan teori organis tentang masyarakat yang mencakup kehidupan sosial dan ekonomi. Plato menganggap bahwa institusi-institusi dalam masyarakat saling bergantung secara fungsional. Kalau ada satu institusi yang tidak jalan maka secara keseluruhan kehidupan masyarakat akan terganggu.
Seperti halnya Plato maka Aristoteles (384-322 SM) juga menganggap bawa masyarakat adalah suatu organisma hidup (seperti pandangan kaum biologiwan) dengan basis kehidupannya adalah moral (yang baik). Pada masa ini kaum agamawan yang berkuasa sehingga kehidupan sosial lebih diwarnai oleh keputusan-keputusan kaum agamawan yang berkuasa.

o   Pada Zaman Renaissance (1200-1600)
Machiavelii adalah orang pertama yang memisahkan antara politik dan moral sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Di sini muncul ajaran bahwa teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintahan. Sejak masa ini maka pengaruh kaum agamawan mulai memperoleh tantangan.

o   Pada Abad Pencerahan (abad ke 16 dan 17)
Pada masa ini muncul Thomas Hobbes (1588-1679) yang mengarang buku yang dikena! sebagai The Leviathan. Inti ajarannya diilhami oteh hukum alam, fisika dan matematika. Pada masa ini pengaruh keagamaan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh pandangan-pandangan yang bersifat hukum sebagai kodrat keduniawiannya. Berdasar pandangan kelompok inilah kemudian muncul suatu kesepakatan antar manusia (kelompok) yang dikenal sebagai kontrak sosial. Pada mulanya interaksi antar manusia berada dalam kondisi chaos karena saling mencurigai dan saling bersaing untuk memperebutkan sumber daya alam dan manusia yang ada. Kondisi yang bersifat kodrati (sesuai dengan hukum alam) ini kemudian dipandang akan selalu menyengsarakan kehidupan manusia. Oleh sebab itu dibuatlah kesepakatan-kesepakatan pengaturan antar kelompok yang dapat saling berterima dan saling menguntungkan, yang kemudian dikenal sebagai kontrak sosial.

o   Pada Abad Ke 18
Pada masa ini munculah John Locke (1632-1704) yang dianggap sebagai bapak Hak Asasi Manusia (HAM). Dia berpandangan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai hak-hak dasar yang sangat pribadi yang tidak dapat dirampas oleh siapapun termasuk oleh negara (seperti hak hidup, hak berpikir dan berbicara, berserikat, dan lain-lain). Tokoh lain yang muncul adalah J.J. Rousseau (1712-1778) yang masih berpegang pada ide kontrak sosialnya Hobbes. Dia berpandangan bahwa kontrak antara pemerintah (negara?) dengan yang diperintah (rakyat?) menyebabkan munculnya suatu kolektifitas yang mempunyai keinginan-keinginan tersendiri yang kemudian menjadi keinginan umum. Keinginan umum inilah yang harusnya menjadi dasar penyusunan kontrak sosial antara negara dengan rakyatnya.

o   Pada Abad ke 19
Abad ke 19 dapat dianggap sebagai abad mulai berkembangnya sosiologi, terutama sesudah Auguste Comte (1798-1853) memperkenalkan istilah sosiologi, sebagai usaha untuk menjawab adanya perkembangan interaksi sosial dalam masa industrialisasi.
Pada masa ini sosiologi dianggap mulai dapat mandiri. Kondisi yang baru dalam taraf mulai mandiri ini disebabkan walaupun sosiologi sudah dapat menunjukkan adanya obyek yang dijadikan fokus pembahasan (interaksi manusia), namun di dalam pengembangan ilmunya masih menggunakan metode-metode ilmu-ilmu yang lain (ilmu ekonomi misalnya).

o   Pada Abad ke 20
Baru pada abad ke 20 inilah sosiologi dapat benar-benar dianggap mandiri karena:
a.       Mempunyai obyek khusus yaitu interaksi antar manusia,
b.      Mampu mengembangkan teori-teori sosiologi,
c.       Mampu mengembangkan metode khusus sosiologi untuk pengembangan sosiologi,
d.      Sosiologi menjadi sangat relevan dengan semakin banyaknya kegagalan pembangunan karena tidak mendasarkan dan memperhatikan masukan dari sosiologi.

Pada akhir abad ke 20 ini, maka salah satu kelemahan (masih dianggap ketinggalan) dari sosiologi, namun yang pada saat ini juga sudah mulai dapat dipecahkan, yaitu dalam kaitannya dengan perkembangan dan permasalahan global. Di sini interaksi antar manusia yang dapat diamati adalah adalah interaksi tidak langsung lewat telepon, internet, dan lain-lain yang menghubungkan manusia yang saling berjauhan letaknya.


Objek Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek. Berikut adalah beberapa objek sosiologi:  

a. Objek Sosiologi Material
  
   Mengacu pada benda fisik, sumber daya, dan tempat yang menentukan kulturnya. Seperti rumah, tetangga, kota/daerah, sekolah, tempat ibadah, kantor, peralatan, produk, dan lain-lain. Semua aspek fisik tersebut menentukan perilaku dan kultur seseorang. Contoh dari perubahan sosial karena materi adalah, karena di internet terdapat banyak sekali terdapat materi tugas, maka siswa harus mempelajari bagaimana cara menggunakan komputer dan internet. Lama-kelamaan internet akan menjadi kebutuhan siswa itu walaupun untuk tujuan lain seperti berkomunikasi menggunakan jejaring sosial. Atau masyarakat di hutan harus terbiasa menggunakan segala sesuatu dari alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka 

b. Objek Sosiologi Non Material

    Mengacu pada budaya dan adat istiadat. Seperti nilai-nilai, aturan, norma, moral, bahasa, organisasi, dan lembaga. Misalnya, konsep dari suatu agama melahirkan suatu aturan, nilai, moral, bahasa, dan etnis yang disesuaikan dengan agama yang dianut.

c. Objek Sosiologi Formal

  Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakata
  
d.  Objek Sosiologi Budaya
 
   Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain. 

e.  Objek Sosiologi Agama

   Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar